DOKTER JUGA SEORANG IBU
Ibu
adalah PROFESI
UTAMA seorang wanita. Dimana ia adalah ‘madrasah’ atau
sekolah bagi anak-anaknya. Ibu pekerja bukan berarti tugas utamanya
ditinggalkan. Dokter adalah salah satu profesi dari ibu pekerja.Sungguh mulia
profesi seorang dokter. Atas izin Allah, dari tangannya diberikan ilmu untuk
menolong manusia dalam bidang kesehatan. Dengan komunikasi yang baik dapat
menyenangkan orang.
Seorang
dokter umum tentunya mempunyai impian. Biasanya impiannya
adalah melanjutkan sekolah spesialis. Spesialis yang biasa diminati salah
satunya spesialis obstetri ginekologi. Yang mana dokter SpOG tersebut dapat
melihat perjuangan sang ibu melawan sakit dan maut untuk melahirkan calon PEJUANG DAKWAH.
Impian
tersebut mungkin tertunda dahulu wahai sang wanita. Hal ini bukan karena dirimu
tidak mampu. Namun begitu banyak pertimbangan yang ada dibenak, salah satunya adalah “Siapa yang Mendidik
anakmu?” Dan tertundanya sekolah bukan berarti engkau tidak
sukses. FOKUSLAH terhadap tugas utamamu sebagai seorang ibu. Dokter hanyalah tugas tambahan
yang diemban dipundakmu.
Hati
kita akan sangat bahagia jika kita dapat mengurus anak kita dengan tangan kita
sendiri. Ibu pekerja harus ingat, walaupun di rumah kita memiliki orang yang
menolong, namun tetaplah menjadi seorang ibu yang baik, walaupun engkau adalah seorang dokter
Kiat-Kiat
Agar Tetap Bercengkrama Bersama dan Mendididik Anak Walaupun Bekerja
1. Sebelum kerja, tetap
memandikan, menyuapnya makan, serta mengantarnya sekolah. Rasakan kebersamaan
bersama anak kita. Jika takut kesiangan ke tempat kerja, bangunlah lebih pagi
2. Selepas pulang kerja, sepenat
apapun tetaplah tersenyum kepada anak
3. Sepulang kerja, manfaatkan
waktu semaksimal mungkin bersama anak.
4. Di sore hari, ajaklah anak
bermain-main
5. Ajak anak solat sejak dini. Karena anak soleh dan solehalah yang akan
membantu kita masuk ke surgaNya Allah. Siapa lagi yang mengajarkannya tentang
Allah jika bukan ibunya. Sungguh berat melatihnya jika anak-anak sudah besar
kelak. Walaupun begitu, tidak ada kata terlambat untuk memulai
6. Cengkrama dengan anak melalui
mengajar mengaji sendiri
Hal ini bisa kita lakukan
sendiri tanda memanggil guru ngaji. Jika anak memang sudah lancar mengaji di
tangan kita, dan ingin lebih dalam lagi mengenai hukum bacaan Quran, disini
baru kita membutuhkan bantuan seorang guru ngaji. Ada Rasa Puas tersendiri,
jika kita sendiri yang mengajarkan anak kita mengaji.
7. Tidak menghidupkan televisi selepas magrib sampai anak tertidur di hari sekolah
8. Mengulangi pelajaran sekolah bersama.
Sangat senang rasanya jika anak kita menghapal banyak surat dan hadis
dari sekolahnya. Namun kita sebagai orang tua tetap harus menjaga hapalan anak
kita dengan mengulang-ulang hapalan di rumah. Pengulangan ini memerlukan pengorbanan waktu dan
keistiqomahan kita sebagai ibu pekerja
wahai wanita.
Mengulang-ulang bisa kita lakukan dimana saja. Misal anak kita telah
hapal hadis “LARANGAN MARAH”. Kita sebagai ibu bisa mengatakan setiap anak
marah kita ulang hadis tersebut. “La Taghdob, Wa Lakal Jannah”, Janganlah Kamu
marah, bagimu surga.
Hal yang berulang-ulang ini akan tersimpan di MEMORI JANGKA
PANJANG anak. Inilah betapa
pentingnya waktu kita bersama anak saat ia masih kecil. Mempersiapkan anak untuk pembentukan
pribadi yang kuat dan tangguh menghadapi lingkungan yang ada dengan bekal
Keimanan dan Ketakwaan Kepada Allah,
itulah TANGGUNGJAWAB IBU
Jangan kita lewatkan masa-masa bahagia anak kita wahai ibu pekerja. Karena dimasa kecilnya, kitalah yang menjadi MODEL. Setelah remaja nanti, mereka sudah mempunyai teman cerita sebayanya. Bangunlah kepercayaan yang kuat anak terhadap kita sejak masih dini, sehingga kita tidak kehilangan anak kita kelak saat remaja dan dewasanya
Terlepas dari
itu semua, kita harus SANGAT BANGGA dengan dokter
wanita yang dapat melanjutkan pendidikan spesialisnya dengan sukses dan tetap
dapat menghasilkan anak-anak sukses. Masya Alah… Didalam kesibukannya menimba
ilmu pendidikan spesialis minimal 4 tahun lamanya dengan rentetan kesibukan
dalam jaga malam sambung pagi, membaca dan presentasi jurnal, laporan kasus,
belum lagi membantu senior, referat, dan banyak lagi yang lainnya. Namun tetap
dapat mencetak generasi-generasi unggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar