Kamis, 22 Oktober 2015

Motivasi Buat Ibu Pekerja

DOKTER JUGA SEORANG IBU



Ibu adalah PROFESI UTAMA seorang wanita. Dimana ia adalah ‘madrasah’ atau sekolah bagi anak-anaknya. Ibu pekerja bukan berarti tugas utamanya ditinggalkan. Dokter adalah salah satu profesi dari ibu pekerja.Sungguh mulia profesi seorang dokter. Atas izin Allah, dari tangannya diberikan ilmu untuk menolong manusia dalam bidang kesehatan. Dengan komunikasi yang baik dapat menyenangkan orang.
Seorang dokter umum tentunya mempunyai impian. Biasanya impiannya adalah melanjutkan sekolah spesialis. Spesialis yang biasa diminati salah satunya spesialis obstetri ginekologi. Yang mana dokter SpOG tersebut dapat melihat perjuangan sang ibu melawan sakit dan maut untuk melahirkan calon  PEJUANG DAKWAH.
Impian tersebut mungkin tertunda dahulu wahai sang wanita. Hal ini bukan karena dirimu tidak mampu. Namun begitu banyak pertimbangan yang ada dibenak, salah satunya adalah “Siapa yang Mendidik anakmu?” Dan tertundanya sekolah bukan berarti engkau tidak sukses. FOKUSLAH  terhadap tugas utamamu sebagai seorang ibu. Dokter hanyalah tugas tambahan yang diemban dipundakmu.
Hati kita akan sangat bahagia jika kita dapat mengurus anak kita dengan tangan kita sendiri. Ibu pekerja harus ingat, walaupun di rumah kita memiliki orang yang menolong, namun tetaplah menjadi seorang ibu yang baik, walaupun engkau adalah seorang dokter
Kiat-Kiat Agar Tetap Bercengkrama Bersama dan Mendididik Anak Walaupun Bekerja
1.   Sebelum kerja, tetap memandikan, menyuapnya makan, serta mengantarnya sekolah.  Rasakan kebersamaan bersama anak kita. Jika takut kesiangan ke tempat kerja,      bangunlah lebih pagi
2.   Selepas pulang kerja, sepenat apapun tetaplah tersenyum kepada anak
3.   Sepulang kerja, manfaatkan waktu semaksimal mungkin bersama anak.
4.   Di sore hari, ajaklah anak bermain-main
                                                                     

5.   Ajak anak solat sejak dini. Karena anak soleh dan solehalah yang akan membantu kita  masuk ke surgaNya Allah. Siapa lagi yang mengajarkannya tentang Allah jika bukan  ibunya. Sungguh berat melatihnya jika anak-anak sudah besar kelak. Walaupun begitu,  tidak ada kata terlambat untuk memulai
                                                                 

6.   Cengkrama dengan anak melalui mengajar mengaji sendiri
     Hal ini bisa kita lakukan sendiri tanda memanggil guru ngaji. Jika anak memang sudah  lancar mengaji di tangan kita, dan ingin lebih dalam lagi mengenai hukum bacaan  Quran, disini baru kita membutuhkan bantuan seorang guru ngaji. Ada Rasa Puas    tersendiri, jika kita sendiri yang mengajarkan anak kita mengaji.
7.   Tidak menghidupkan televisi selepas magrib sampai anak tertidur di hari sekolah
8.   Mengulangi pelajaran sekolah bersama.
Sangat senang rasanya jika anak kita menghapal banyak surat dan hadis dari sekolahnya. Namun kita sebagai orang tua tetap harus menjaga hapalan anak kita dengan mengulang-ulang hapalan di rumah. Pengulangan ini memerlukan pengorbanan waktu dan keistiqomahan kita sebagai ibu pekerja wahai wanita.
Mengulang-ulang bisa kita lakukan dimana saja. Misal anak kita telah hapal hadis “LARANGAN MARAH”. Kita sebagai ibu bisa mengatakan setiap anak marah kita ulang hadis tersebut. “La Taghdob, Wa Lakal Jannah”, Janganlah Kamu marah, bagimu surga. 

Hal yang berulang-ulang ini akan tersimpan di MEMORI JANGKA PANJANG anak. Inilah betapa pentingnya waktu kita bersama anak saat ia masih kecil. Mempersiapkan anak untuk pembentukan pribadi yang kuat dan tangguh menghadapi lingkungan yang ada dengan bekal Keimanan dan Ketakwaan Kepada Allah, itulah TANGGUNGJAWAB IBU

           Jangan kita lewatkan masa-masa bahagia anak kita wahai ibu pekerja. Karena dimasa kecilnya, kitalah yang menjadi MODEL. Setelah remaja nanti, mereka sudah mempunyai teman cerita sebayanya. Bangunlah kepercayaan yang kuat anak terhadap kita sejak masih dini, sehingga kita tidak kehilangan anak kita kelak saat remaja dan dewasanya


Terlepas dari itu semua, kita harus SANGAT BANGGA dengan dokter wanita yang dapat melanjutkan pendidikan spesialisnya dengan sukses dan tetap dapat menghasilkan anak-anak sukses. Masya Alah… Didalam kesibukannya menimba ilmu pendidikan spesialis minimal 4 tahun lamanya dengan rentetan kesibukan dalam jaga malam sambung pagi, membaca dan presentasi jurnal, laporan kasus, belum lagi membantu senior, referat, dan banyak lagi yang lainnya. Namun tetap dapat mencetak generasi-generasi unggul. 
                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar